Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Selamat Berkurang Usia

Jika rapal doa yang kulangitkan setiap masa tak ada namamu di sana, mungkin hari ini aku akan mengejanya. Andai baris kata yang kususun setiap saat pernah menggurismu, maka hari ini kupinta maafnya. Andai selama kita mengenal banyak lakuku yang tak kena, maka hari ini kumohon kau untuk memakkuminya. Mungkin hari ini tak istimewa untukmu, tapi berpuluh tahun lalu, kehadiranmu tentu sangat istimewa untuk kedua orangtuamu. Ketika tangismu membahana, tentu saja kedua orang tuamu tersenyum gembira, bahkan mungkin ketiga abangmu. Tatkala hari ini kau merasa banyak yang kau pinta tak selalu diberi oleh-Nya, mungkin Dia sudah selalu memberi apa yang kau butuhkan. Ih, ini aku mau nulis rada-rada serius kok susah, yah? Otakku nggak nyampe :(((( hiks Kak Ria Astuti harum mewangi sepanjang hari, selamat berkurang usia, semoga menjadi manusia yang semakin mulia. Mulia di sisi-Nya juga mulia untuk kedua orang tua dan tentunya mulia untuk yang lainnya. Juga untuk senyum dua puluh empat milyar

Iri Sama Babeh

Pernah nggak, sih, kita iri oleh hal-hal spele yang kelihatannya nggak penting banget? Kalau saya pernah, ya, pernah iri oleh hal yang enggak banget. Gimana gak enggak banget kalau yang saya iriin itu orang lain? Jujur ini, saya pernah iri dengan Shasha. Eh, nggak cuman sama Shasha, tapi juga sama teman-teman komunitas canting. Irinya kenapa coba? Irinya itu.... Irinya itu... Karena, karena Babeh tuh kelihatan sayang banget sama mereka. Suwer! Suwer teu kewer-kewer kalau saya pernah iri. Perasaan itu saya simpen dalam-dalam tentu saja, dan tak pernah memberitahukan kepada siapa-siapa. Kadang saya sering membicarakan Babeh dengan banyak teman, kalau Babeh itu keren, supel, terkenal di kalangan blogger dan yang pasti, Babeh banyak mengingat nama-nama teman blogger. Itu yang kadang membuat kami berdecak kagum. Tapi, tak sekalipun saya membuka suara dengan teman-teman, kalau saya menyimpan iri kepada Babeh oleh hal remeh temeh. Tapi belakangan saya sadar, perasaan iri saya terlalu dibua