Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2009

Pendatang tanpa izin dibenar pulang

Oleh Johan Afandi johan@bharian. com.my http://www.bharian. com.my/Current_ News/BH/Saturday /Nasional/ 20090123234431/ Article/ Langkah elak kebergantungan ketika gawat JOHOR BAHRU: Semua pendatang tanpa izin yang berada di negara ini, kini dibenarkan pulang ke negara masing-masing tanpa dikenakan sebarang tindakan sebagai satu langkah kerajaan mengelakkan kebergantungan kepada pekerja asing ketika menghadapi kegawatan ekonomi .  Menteri Dalam Negeri , Datuk Seri Syed Hamid Albar (gambar) ketika dihubungi Berita Harian di sini, semalam, berkata langkah berkenaan sama seperti yang pernah dilakukan kerajaan melalui program pengampunan semula selama empat bulan pada Oktober 2004. "Ada hampir 1.2 juta pendatang tanpa izin di negara ini, majoritinya dari Indonesia dan kita berharap melalui langkah ini, ia akan dapat menggalakkan mereka pulang ke negara asal," katanya. Sebelum ini, lebih 400,000 pendatang tanpa izin pulang selepas kerajaan men

Bukan Hanya buruh yang kena PHK

Ekspatriat Migas Indonesia di Malaysia Terkena PHK Kuala Lumpur (ANTARA News) - Krisis ekonomi yang melanda dunia berdampak juga kepada PHK (pemutusan hubungan kerja) beberapa ekspatriat Migas Indonesia di Malaysia , sementara ekspatriat di sektor IT (industri telekomunikasi) dan dosen masih aman. "Beberapa anggota kami memang sudah ada yang di PHK, tapi jumlahnya belum banyak. Tidak sampai 10 orang. Itupun karena perusahaannya berpusat di Amerika, Eropa dan Australia yang paling terasa krisis ekonominya," kata Hari Permadi ketua IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia), di Kuala Lumpur , Jumat sore. PHK di perusahaan yang berbasis di Amerika, Eropa dan Australia pada tahun ini diperkirakan akan semakin bertambah lagi. Berbagai tanda-tandanya sudah nampak, katanya. Sementara itu, para ekspatriat Indonesia yang bergerak di sektor IT, elektronik dan dosen yang tergabung dalam organisasi MyCommit tampaknya masih aman. "Hingga saat ini belum ada

Lagi, TKI Disiksa Majikannya

Gambar
26/04/2008 05:55 - Kasus TKI Liputan6.com, Subang: Penyiksaan yang dialami tenaga kerja Indonesia oleh majikannya di luar negeri kembali terjadi. Ade Zubaidah, seorang tenaga kerja wanita asal Desa Sembung, Pagaden, Subang, Jawa Barat, yang bekerja di Malaysia memilih pulang kampung. Ia tak tahan disiksa oleh majikannya. Ade sedikit lega, sebab gaji selama satu tahun bekerja telah dibayar sang majikan. Hanya saja, penderitaan Ade belumlah berakhir. Saat akan kembali ke kampung halamannya, gaji Ade harus dipotong oleh perusahaan yang memberangkatkannya. Ia dianggap tak memenuhi kontrak selama dua tahun. Selama setahun bekerja sebagai pembantu di wilayah Delima, Kluang, Malaysia, Ade mengaku kerap disiksa majikan, baik majikan laki-laki maupun perempuan. Ade yang menjadi TKI sejak Februari 2007 ini tidak melaporkan kasusnya ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia setempat karena selama bekerja dirinya tak diperbolehkan keluar rumah.(ANS/Syamsu Nursyam)

Diduga Disiksa di Malaysia, TKW Stres

Gambar
10/06/2008 13:00 - Kasus TKI Liputan6.com, Ngawi: Derita tenaga kerja wanita di luar negeri tak kunjung berhenti. Winarti, TKW asal Ngawi, Jawa Timur, baru-baru ini pulang ke Tanah Air dalam kondisi tubuh terluka diduga akibat penyiksaan. Menurut dokter, TKW yang selama tujuh bulan bekerja di Malaysia itu mengalami trauma psikologis dan depresi berkepanjangan. Hampa dan bingung. Gadis belia ini tak mau diajak bicara siapa pun. Makanan pun ia tolak. Winarti, yang baru dua hari pulang dari Negeri Jiran langsung dirawat di pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas. Hampir seluruh tubuh Winarti terluka. Kedua punggung tangannya pun penuh bercak hitam. Pun demikian dengan kuku ibu jari kaki Winarti yang rusak. Menurut ayahnya, Tumiran, dua hari lalu Winarti diantar dua wanita. Tumiran belum paham apa yang telah menimpa sang anak. Belum ada keterangan apa pun dari pengerah jasa TKI, PT Bumi Mas Katong Besari, Ponorogo, yang memberangkatkan Winarti.(YNI/Dirgo Suyono)

TKW Tewas di Malaysia

Gambar
23/06/2008 05:32 - Kasus TKI Liputan6.com, Cilacap: Tangis histeris menyambut kedatangan jenazah Sukarmi, tenaga kerja wanita asal Desa Wlahar, Kecamatan Adipala, Cilacap, Jawa Tengah, Ahad (22/6). Sebelum meninggal almarhum sudah empat bulan bekerja di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga. Sukarmi ditemukan tewas di salah satu kamar milik majikannya di Malaysia pada Mei 2008 lalu. Berdasarkan pemeriksaan medis diketahui Sukarmi telah meninggal sebelum dibawa ke rumah sakit. Ia meninggal akibat penyakit paru-paru dan gangguan pernapasan. Namun, pernyataan tim medis tersebut sempat diragukan pihak keluarga korban. Karena sebelum berangkat ke Malaysa Sukarmi dinyatakan sehat.(IAN/Mardianto)

TKW Meninggal Tak Wajar di Malaysia

Gambar
Liputan6.com, Tangerang: Jenazah Sarti bin Sarpan tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menggunakan pesawat Malaysia Airlines, Kamis (8/1) petang. Tiga anggota keluarga yang menjemput menduga perempuan berumur 33 tahun ini meninggal secara tak wajar. Salah satu indikasinya, sebelum meninggal korban sempat menghubungi keluarga melalui sambungan telepon. Saat itu korban dengan nada ketakutan meminta keluarganya untuk segera menolong dirinya. Sayangnya, Sarti tidak menjelaskan penyebab yang membuat dirinya sangat ketakutan. Hingga akhirnya keluarga baru mengetahui Sarti telah meninggal dua hari kemudian. Di terminal kargo Bandara Soekarno-Hatta, jasad wanita kelahiran Pati, Jawa Tengah, ini sempat telantar hingga lebih dari empat jam. Pasalnya, pihak Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengurungkan memberikan bantuan ambulans karena data Sarti tak tercantum di departemen tersebut. Padahal, menurut keluarga, Sarti berangkat ke Negeri Jiran secara legal

Indonesia Banyak Ilmu Hitam

Gambar
Seperti biasa, ada kalanya ketika hari sabtu atau ahad aku keluar rumah. Kali ini, terasa lain. Di rumah bu Wati aku hanya seorang diri. Tak seperti biasa mengantri membaca Qiroati, menunggu giliran masuk kamar mandi untuk menunaikan shalat. Aku kembali sendiri, yah, sendiri. Teman-teman pekerja kilang, sudah pindah semua ke Shah Alam. Bahkan, Ida, Nita dan temen2nya selamat kabur ke Indonesia. Alhamdulilah... Terasa janggal, merasa kehilangan ada juga sedikit kesedihan yang kalau aku ikuti akan menimbulkan tangisan. Ah, nyata-nyata bahwa pertemuan adalah akhir dari perpisahan... Pulangnya, agak telat. Ngobrol banyak ama Bu Wati. Dan lagi, aku juga harus membawa beberapa baju. Karena berat dan repot, akhirnya, aku naik taksi dari rumah Bu Wati yah meskipun mahal. Selain mahal, aku juga melanggar peraturan. Peraturan kalau aku di larang naik taksi seorang diri oleh majikanku. Maafkan aku Ibu... Alhamdulilah sopirnya baik, cukup ramah. Dialog  pun mengalir lancar, banyak banget ngo

Keberuntungan

Banyak orang yang mengatakan, aku pembantu yang beruntung. Ya, banyak orang. Alhamdulilah ketika aku dengar kalimat2 itu. Sungguh ini menjadi karunia yang sangat besar buat aku. Tak lupa, aku berterimakasih kepada ibuku yang tak habis2nya selalu mendoakan aku. Inilah Karunia Allah, di mana kita yakin Dia akan menolong maka, pertolongan itu akan datang . Terimakasih ya Allah...